Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Ketua Bidang Pariwisata PB HMI: Letusan Gunung Lewotobi Momentum Evaluasi dan Penguatan Mitigasi di Destinasi Wisata Alam

Rabu, 18 Juni 2025 | Juni 18, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-18T13:33:16Z

Ketua Bidang Pariwisata PB HMI Nur Ghina Muslimah (dok. istimewa)

Narasi Indonesia.com, Jakarta - Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, menjadi pengingat kuat bahwa Indonesia sebagai negeri cincin api harus selalu siap dengan mitigasi bencana di kawasan wisata. 


Ketua Bidang Pariwisata Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), Nur Ghina Muslimah, menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap masyarakat terdampak serta menekankan pentingnya sinergi antara sektor pariwisata dan kebencanaan, pada Rabu (18/6/2025).


“Indonesia memiliki kekayaan geowisata luar biasa, termasuk gunung berapi aktif yang menjadi daya tarik utama wisatawan lokal maupun mancanegara. Namun, letusan Lewotobi kali ini menegaskan bahwa daya tarik tersebut harus dibarengi dengan kesiapsiagaan maksimal. Tidak boleh lagi ada destinasi yang minim informasi evakuasi atau tidak punya SOP darurat yang jelas,” ujar Ghina.


PB HMI mendorong Kementerian Pariwisata untuk mempercepat integrasi sistem mitigasi bencana di seluruh destinasi wisata berbasis alam, terutama di daerah rawan bencana geologi. 

Letusan gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur

Selain itu, Ghina juga mengingatkan pentingnya edukasi kepada pelaku wisata lokal, termasuk pemandu dan pengelola homestay, agar mampu memberikan respons cepat saat bencana terjadi.


“Letusan ini bukan akhir, tapi peringatan. Kita tidak anti terhadap wisata alam, tapi kita ingin wisata yang aman, sadar risiko, dan ramah terhadap kehidupan lokal. Jangan sampai pariwisata dibangun di atas ketidaksiapan menghadapi bencana,” tegasnya.


PB HMI juga mengajak para mahasiswa dan komunitas pemuda di NTT untuk terlibat aktif dalam advokasi keselamatan pariwisata, serta mendorong gerakan wisata tangguh bencana. 


“Pemuda harus hadir bukan hanya sebagai pelaku promosi wisata, tapi juga sebagai garda depan kesadaran risiko. Kita harus tumbuh bersama, dengan alam dan masyarakat lokal,” tutup Ghina.*


(m/NI)

×
Berita Terbaru Update