![]() |
Narasi
Indonesia.com. Yogyakarta – Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI) Majelis Penyelamat Organisasi (MPO) Cabang Yogyakarta
menggelar Konferensi Cabang (Konfercab) ke-73 pada Jumat, 16 Mei 2025, di
Yogyakarta. Bertema “Reformasi Organisasi Menuju Peradaban Unggul:
Spiritualitas Intelektual Islam Progresif dalam Gerakan HMI”, acara ini
menjadi momen penting untuk memperkuat organisasi dan mencetak kader muda yang
berintegritas.
Ketua Panitia,
Suhel Nafis Maududi, dalam sambutannya menyatakan bahwa HMI MPO memiliki peran
besar dalam sejarah perjuangan mahasiswa Islam di Indonesia.
“Konfercab ini
adalah kesempatan untuk mengevaluasi langkah kita dan merancang masa depan yang
lebih baik. Kami ingin HMI tetap relevan dan kokoh,” ujar Suhel. Ia juga
mengucapkan terima kasih kepada Ketua Umum PB HMI, Ketua umum Cabang Yogyakarta beserta jajarannya, tamu undangan, serta panitia yang telah bekerja keras menyukseskan acara ini.
Konferensi ini
bertujuan menghasilkan ide-ide segar untuk memperbaiki organisasi melalui
diskusi, lokakarya, dan pemilihan pemimpin cabang yang visioner. Tema yang
diusung menekankan pentingnya menggabungkan nilai-nilai Islam, intelektualitas,
dan semangat progresif dalam gerakan HMI.
Ketua Cabang Yogyakarta, Wathon, menyoroti tantangan yang dihadapi HMI saat ini.
“Sebagai organisasi yang lahir dari rahim perjuangan kemerdekaan dan komitmen mencerdaskan kehidupan bangsa, HMI memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga khittah-nya sebagai wadah perkaderan intelektual-spiritual. Namun, hari ini, kita dihadapkan pada tantangan serius: degradasi sistem perkaderan yang mengancam eksistensi dan relevansi HMI di tengah dinamika zaman. Penting juga untuk melihat setiap pelaksanaan struktur kekuasaan di HMI bukan sebagai ajang transisi kepemimpinan, tetapi ada proses dialektis untuk mencari formulasi subtantif perkaderan dan perjuangan HMI,” katanya.
Mewakili Ketua
Pengurus Besar (PB), M Risdamuddin, Ketua Komisi Pendidikan dan Kebudayaan,
membuka acara dengan pesan yang menggugah. “Konferensi ini bukan sekadar agenda
rutin. Ini adalah momen sakral untuk bertukar gagasan, mengevaluasi, dan
menyiapkan regenerasi. Kita harus berinovasi di tengah era disrupsi, namun
tetap berpegang pada nilai-nilai inti HMI,” ujar Risdamuddin.
“Konfercab ini adalah panggung untuk
merumuskan langkah strategis yang memastikan HMI tetap menjadi garda terdepan
dalam mencetak pemimpin intelektual dan spiritual. Mari kita jadikan perbedaan
pendapat sebagai kekuatan untuk membangun HMI yang lebih tangguh.” katanya.
Risdamuddin
juga mengajak peserta untuk menjaga semangat persaudaraan dalam berdiskusi.
“Diskusi yang sehat dan kritis akan memperkaya kita. Jangan biarkan perbedaan
memecah, tapi jadikan energi untuk masa depan yang lebih baik,” tegasnya.
Konfercab ke-73
ini diharapkan menjadi langkah awal menuju HMI MPO Yogyakarta yang lebih
dinamis dan berpengaruh. Dengan semangat kolaborasi, acara ini ingin
menghasilkan program kerja yang kuat dan pemimpin yang mampu membawa perubahan
positif.
“Semoga acara ini membawa manfaat besar bagi HMI dan masyarakat. Mari kita wujudkan organisasi yang unggul dan progresif,” tutup Suhel.
Editor:
(m/NI)