![]() |
Dok. Museum NTB bekerjasama dengan Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) Komda Balinusra Menggelar kegiatan Belajar Arkeologi Cilik di Museum NTB. |
Narasi Indonesia.com, Mataram – Museum Nusa Tenggara Barat
(NTB) bekerjasama dengan Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) Komda Balinusra
menggelar kegiatan unik yang menarik minat masyarakat, khususnya kalangan
anak-anak, yaitu "Belajar Bersama Arkeolog Cilik.
Arkeologi cilik yang bertajuk "Eksploring the
Wonders" sebagai upaya museum untuk meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran anak-anak mengenai arkeologi dan sejarah melalui pengalaman langsung
yang berlangsung di lapangan Mantar Museum NTB, Selasa (22/10).
Kegiatan ini diadakan selama 2 hari yang diikuti oleh
sekolah-sekolah se-Pulau Lombok, tardiri dari 6 Grup Jenjang Sekolah Dasar (SD)
dan 6 grup Jenjang Sekolah Menengah Pratama (SMP) yang diajak untuk merasakan
pengalaman menjadi arkeolog.
Mereka diberikan tantangan untuk menggali dan menemukan
replika artefak yang telah disembunyikan di area khusus yang disiapkan oleh
pihak museum. Setiap peserta grup diajarkan untuk menemukan sebanyak mungkin
peninggalan bersejarah dalam waktu yang ditentukan.
Pada kesempatan ini, Kepala Museum NTB, Ahmad Nuralam, S.H.,
M.H menyampaikan bahwa kegiatan ini diadakan untuk untuk mengedukasikan sejarah
lokal dan penemuan arkeologi kepada generasi muda secara interaktif dan
menyenangkan.
“Kami ingin anak-anak tidak hanya belajar sejarah dari buku,
tetapi juga merasakannya langsung melalui pengalaman. Dengan begitu, mereka
akan lebih memahami dan mencintai warisan budaya kita,” ungkapnya.
Ia mengatakan bahwa arkeolog cilik ini merupakan upaya
museum untuk memperkenalkan berbagai artefak, replika atau gambar peninggalan
sejarah di wilayah NTB seperti, temuan-temuan situs purbakala.
"Jadi peserta diajak untuk menemukan replika prbakala
yang disembunyikan. Dengan begini meraka merasakan langsung pengalaman menjadi
arkeolog", terangnya.
Dengan begitu Ia berharap kedepan arkelog cilik ini akan
menjadi kegiatan rutinitas tahuan museum sebagai upaya untuk mencetak
generasi-generasi menjadi arkeolog.
"Kita berharap, arkeologi cilik ini dapat menjadi upaya
kita untuk membina generasi kita menjadi arkeolog yang mempunyai daya saing
yang tinggi", harapnya.
Sementara itu, Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia
Komisariat Daerah Balinusra, Iwan Kristiawan menyampaikan bahwa kegiatan
arkeolog cilik ini merupakan upaya pengenalan lebih dini tentang arkeologi.
Menurutnya, ilmu tentang mempelajari masa lalu atau
merekontruksi masa lalu yang sampai saat ini pun secara spesifik tentang
arkeologi masih meninggalkan pekerjaan rumah yang panjang. Sehingga masih
banyak misteri-misteri masa lalu yang belum terpecahkan.
"Jadi dengan mengenalkan lebih dini kepada generasi
kita, mereka akan lebih dini juga mengenal bahwa arkeologi itu adalah satu ilmu
yang penting juga didalam memahami siklus kehidupan dari masa lalu sampai masa
kini", katanya.
Editot:
(m/NI)