![]() |
Presiden Jokowi mengaku ngeri melihat fenomena yang terjadi di dunia saat ini (dok. cobisnis) |
Narasi Indonesia com, JAKARTA-Presiden Joko Widodo mengaku
ngeri melihat fenomena yang tengah marak terjadi di dunia. Fenomena ini terkait
dengan upaya pemerintah beberapa negara dunia yang mulai membatasi hingga
melarang ekspor produksi pangannya.
Hal ini banyak dilakukan negara-negara di dunia dalam rangka
memenuhi kebutuhan dan permintaan pangan di dalam negeri.
“Ngeri sekali kalau melihat cerita semua negara sekarang rem
semua tidak ekspor pangannya. Gandum sudah, beras sudah, gula sudah. Semuanya
ngerem!” kata Jokowi, dalam Rapat Kerja Nasional Dewan Pimpinan Pusat Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan di Jakarta International Expo, Jakarta Pusat,
Jumat (29/9/2023) dikutip pada laman resmi CNBC Indonesia.
Dengan adanya fenomena ini, Jokowi berharap pemerintahan
kelak mendorong adanya swasembada pangan agar Indonesia benar-benar memiliki
kedaulatan pangan.
Oleh sebab itu, 5 tahun hingga 10 tahun ke depan, visi
taktis itu harus dimiliki Indonesia. “Bukan visi misi yang terlalu bagus di
awang-awang tapi visi taktis rencana kerja detil harus kita miliki,” paparnya.
Jokowi yakin calon presiden usungan PDIP, Ganjar Pranowo,
mampu mengatasi hal ini. “Saya yakin pak
Ganjar mampu selesaikan ini,” tegasnya.
Dari catatan yang dikumpulkan CNBC Indonesia, negara-negara
dunia yang mulai membatasi dan melarang ekspor pangan. India melarang ekspor
gandum dalam upaya untuk menurunkan harga lokal, beberapa hari setelah
mengatakan pihaknya menargetkan pengiriman rekor tahun ini. Pasar gandum global
melonjak menyusul berita tersebut.
Kemudian, Hungaria melarang semua ekspor biji-bijian. Serbia
membatasi jumlah gandum, jagung, tepung dan minyak goreng yang akan diekspor.
Bulgaria mengatakan akan meningkatkan cadangan biji-bijian dan mungkin membatasi
ekspor.
Argentina juga membatasi volume jagung dan gandum yang dapat
diekspor dalam upaya untuk mencegah kekurangan biji-bijian domestik dan menekan
kenaikan nilai pangan di negara tersebut. Keputusan tersebut mengirim harga
jagung AS ke level tertinggi dalam 6-1/2 tahun.*
(m/NI)