Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Pembangunan Daerah: Kreativitas dan Inovasi

Rabu, 29 Maret 2023 | Maret 29, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-03-29T13:29:45Z

Ketua Umum KKPMB Malang (dok. istimewa)
 

Narasi Indonesia.com, MALANG-Pembangunan suatu daerah perlu sekiranya dilakukan secara sistematis dan tidak dibiarkan berjalan secara alamiah pun juga tidak hanya digerakkan oleh strategi yang tidak saja semakin efisien namun harus mengedepankan inovasi. Sebab, persaingan antar daerah semakin ketat. Tingkat persaingan pun semakin tinggi, seiring dengan perkembangan IPTEK dan manajemen.


Di tengah tuntutan global, pembangunan perlu lebih mengedepankan aspek pemanfaatan iptek dan inovasi sebagai faktor pembentuk daya saing. Sebab, pertumbuhan pembangunan perlu digerakkan oleh strategi yang tidak saja semakin efisien, namun mengedepankan inovasi dengan mendayagunakan iptek.


Daya saing disini umumnya sering dikorelasikan dengan kemampuan daerah dalam meningkatkan keunggulan kompetitif secara berkelanjutan. Daya saing juga diartikan sebagai kemampuan daerah memproduksi komoditas dan jasa unggulan dengan memanfaatkan sumber daya lokal seperti, sumber daya alam, manusia mampun budaya. Dengan demikian daya saing daerah mencakup aspek luas. Tidak hanya berbasis kepada sumber daya manusia bahkan ilmu pengetahuan.


Coba kita lihat daerah kita NTB. Provinsi yang memiliki sumber daya alam spasial yang hampir sempurna dan beberapa sumber daya alam spasial tersebut meliputi, lahan, hutan, air, laut dan mineral yang terhampar di permukaan dan perut bumi NTB. Dari beberapa sumber daya alam spasial yang hampir sempurna tersebut, akan tetapi mengapa tingkat kesejahteraan rakyat masih tergolong rendah? Derap langkah pembangunan NTB juga tidak secepat daerah-daerah lain.


Jadi, untuk menjawab persoalan itu jelas diperlukan inovasi dan kreativitas dari kepala daerah, anggota DPRD, stakeholder, aparatur sipil negara dan masyarakat juga termaksud pemuda dan mahasiswa. Dalam hal ini, inovasi disediakan dua pintu masuk, yakni melalui lembaga eksekutif dan legislatif.


Sekiranya perlu kita sadari, sebuah inovasi tidak serta merta dapat tumbuh dan berkembang dalam kondisi vakum, tanpa gairah dan semangat dari semua pihak. Sebab inovasi tidak akan berkembang baik dalam ekosistem organisasi tanpa tantangan dan semangat untuk melakukan perubahan. Idealnya diperlukan kepemimpinan yang inovatif, piawai menciptakan kohesi positif organisasional sebagai ruang ekspresi bagi berkembangnya inovasi.


Kemudian tidak kalah pentingnya, pada ruang lingkup birokrasi dibutuhkan kepemimpinan yang mampu menciptakan interaksi antara beberapa pilar utama inovasi yaitu, riset, pengembangan, dan aplikasi sebagai tindak lanjutnya, perlu interaksi positif dan institusi penelitian daerah dengan lembaga-lembaga riset dan perguruan tinggi yang telah diakui kualitas dan kapabilitas nya serta melibatkan mahasiswa/i untuk kemudian mengembangkan dan menciptakan inovasi dan teknologi dalam membantu percepatan pembangunan daerah, sehingga untuk kemudian menjembatani antara dunia praktis dan akademik.


Seperti yang kita ketahui keberadaan lembaga riset, perguruan tinggi dan mahasiswa juga belum dimanfaatkan secara maksimal dan efisien. Tak heran jika kinerja penelitian daerah biasa-biasa saja. Kondisi tersebut tentu berakibat buruk terhadap pembangunan daerah karena tidak adanya kreativitas dan inovasi dari pemerintah.


Oleh sebab itu, ini merupakan bahan rujukan maupun referensi dari pemerintah agar bisa konsisten dan memiliki komitmen yang kuat untuk supaya ketika pilar tersebut dapat terwujud.


Dan mengutip dari apa yang dikatakan oleh Ayahanda Badrul Munir "kemajuan suatu daerah tidak ditentukan oleh sumber daya alam yang melimpah tetapi kreatifitas dan inovasi dari manusianya". Saya juga yakin, kreativitas dan inovasi tidak lahir dari orang-orang biasa tetapi oleh mereka yang berpikir di luar kebiasaan, out of the box.*


M.I Syahril (Ketua Umum Kerukunan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Bima Malang)


Editor

KK/NI

×
Berita Terbaru Update