![]() |
Foto ilustrasi (dok. istimewa) |
Narasi Indonesia.com, JAKARTA-Penolakan atas keikutsertaan tim
nasional Israel beberapa media Palestina berramai-ramai soroti batalnya
Indonesia helat Piala Dunia U-20, pada Jumat (31/3/2023).
Sebelumnya FIFA resmi mencabut Indonesia sebagai tuan rumah
Piala Dunia U-20.
Sebelumnya Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al
Shun, sempat menegaskan pihaknya tidak mempersoalkan rencana partisipasi timnas
Israel pada Piala Dunia U-20 di Indonesia. Ia bahkan menegaskan hal itu murni
event olahraga dan tak ada kaitannya dengan politik, dikutip pada laman resmi CNN
Indonesia.
“Kita tahu bahwa masing-masing federasi olahraga ini
memiliki aturan sendiri termasuk FIFA. Dalam kaitan ini, Indonesia telah
berhasil memenangkan bidding sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20,” kata Al Shun
saat konferensi pers di Kedutaan Besar Palestina di Jakarta, Rabu (15/3/2023).
“Dan tentu saja partisipasi masing-masing negara yang ikut
dalam event ini, tentu tidak ada kaitannya dengan suka atau tidak suka dengan
negara peserta tersebut,” lanjut Dubes tersebut.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam konferensi pers sehari
sebelum FIFA mencoret RI dari status tuan rumah juga menyatakan kesepakatannya
dengan Al Shun.
“Dalam urusan Piala Dunia U-20 ini, kita sependapat dengan
Duta Besar Palestina untuk Indonesia bahwa FIFA memiliki aturan yang harus
ditaati anggotanya,” ujar Jokowi dalam konferensi pers di Istana Merdeka, pada
Selasa (28/3/2023).
“Jadi, jangan mencampuradukkan urusan olahraga dan urusan
politik,” ujarnya lagi.
Media-media di Palestina kemudian ramai memberitakan setelah
FIFA pada Rabu (29/3/2023) memastikan mencoret Indonesia dari tuan rumah Piala
Dunia U-20.
Media Maan News menuliskan artikel dengan judul “FIFA
batalkan Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia gara-gara menolak partisipasi
Israel,” pada Kamis (30/3/2023).
Mereka juga menuliskan federasi sepak bola internasional itu
belum menunjuk pengganti RI untuk menjadi tuan rumah.
Selain itu, Maan News melaporkan Indonesia kemungkinan
mendapat sanksi dari FIFA. Sejauh ini, juga belum ada pernyataan terbaru
terkait sanksi yang dimaksud.
“Kemungkinan sanksi terhadap Persatuan Sepak Bola Seluruh
Indonesia (PSSI) juga bisa diputuskan di tahap selanjutnya,” demikian laporan
media itu.
Media Palestina lain, Wattan, juga memberikan hal serupa
pada Rabu.
Mereka menulis laporan dengan judul “Karena ribut masalah
pendudukan, hak Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 dicabut.”
Wattan memberitakan keputusan tersebut muncul usai Gubernur
Bali Wayan Koster menolak partisipasi Israel.
“Keputusan itu diambil usai FIFA membatalkan undian grup
setelah Gubernur Bali menolak kehadiran tim penjajah,” demikian laporan Wattan.
Media Palestina yang lainnya, Raya, juga memberitakan hal
serupa.
Mereka menyoroti masalah politik yang berlangsung sebelum
FIFA memberikan keputusan.
“Setelah masalah politik atas keberatannya [sejumlah pihak]
terhadap partisipasi tim nasional Israel,” demikian paragraf pertama Raya.
Raya juga mencantumkan komentar mantan Timnas Mesir
sekaligus pengamat sepak bola, Mohamed Aboutrika.
Menurut dia, Indonesia memiliki posisi yang terhormat dan
kuat untuk menjadi tuan rumah.
“Jika Anda [FIFA] tidak malu, lakukan apa pun yang Anda
inginkan. Pendudukan Zionis adalah epidemi dunia yang harus diboikot,” ujar
Aboutrika.
Ia kemudian berujar, “Dan standar ganda masih berlaku di
FIFA. Tidak mengherankan.”
Sementara itu, kantor berita Palestina Wafa memberitakan
pernyataan Dewan Pemuda dan Olahraga Palestina yang ikut kecewa karena FIFA
mencoret RI dari status tuan rumah Piala Dunia U-20.
“Meskipun kami percaya bahwa olahraga dan politik harus
dipisahkan, sulit untuk menutup mata atas tuntutan nasional karena bakal mengesampingkan demokrasi,” demikian
pernyataan Dewan Pemuda dan Olahraga Palestina.*
M/NI