Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Nasib Negara di Tangan IMF dan World Bank

Kamis, 06 Oktober 2022 | Oktober 06, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-10-07T05:22:02Z

Foto Penulis

 

Akhir-akhir abad ke 21 sekarang ada banyak problem yang sedang terjadi di Indonesia bahkan Dunia Internasonal. Problem yang sering muncul sekarang merupakan problem yang sengaja dibuat oleh segelintir penguasa yang memagang kendali Dunia Internasional demi mengalihkan pandangan beberapa negera dalam menyelesaikan hutang piutang yang sedang di manfaatkan oleh institusi IMF dan World Bank.


Globalisasi dan perdagangan bebas juga mengandung kemungkinan dampak buruk terhadap “penunggang bebasnya” tersendiri. Bahwa suatu organisme dapat melakukan tindakan di luar tujuan aslinya, bahkan melakukan sesuatu hal yang sebelumnya di setujui menjadi tidak di setujui. Dalam konteks perkumpulan antara negara-negara, ada lembaga yang semula didirikan dengan tujuan menolong dan memberikan bantuan kepada negara yang kurang mampu, justru digunakan untuk tujuan sebaliknya.


Hal inilah yang terjadi dengan IMF dan World Bank. Ketika didirikan, premis kebikannya diletakan pada pengadain-pengadaian. Tetapi kemudian, IMF menjadi pintu bagi terjadinya globalisasi korporasi dan juga kegiatan spekulasi tingkat dunia, tanpa memperhatikan dampak dari perbuatannya yang merugikan negara lain.


Ada banyak contoh perusahaan yang mengandaikan tanggung jawab atas suatu dasar yang makin luas di fase terakhir penjarahan terselubung ini. Banyak peran yang semakin tidak mampu di wujudkan pemerintah secara baik, banyak tanggung jawab yang tidak mampu dipenuhi mereka, kini mulai dipenuhi tidak hanya oleh pebisnis individual tetapi juga oleh perusahaan itu sendiri. Peningkatan jumlah kaum kapitalis di abad 21 ini menyebabkan mudah terjadinya kemalaratan sosial di berbagai negara, terutama di negara yang minim di perhatikan oleh Global International.

 

Dalam pengamatan Badan Hak Asasi Manusia telah mencermati dampak buruk dari globalisasi pasar neo-liberalisme atas Hak Asasi Manusia, secara khusus pak hak ekonomi, sosial, dan budaya. Bagaimana langkah warga negara untuk mempertahankan Hak dan Kebebasannya di tengah gempuran para pembuat onar, terutama IMF dan World Bank saat ini?

 

Penulis 

Yusi Ramadani (Presiden Mahasiswa Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram)

 



×
Berita Terbaru Update