Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Beras di Bulog; Impor atau Hasil Petani Indonesia?

Kamis, 29 Mei 2025 | Mei 29, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-05-29T07:40:59Z

 Ketua Umum Jaringan Anak Muda Nusantara (dok. istimewa)

Narasi Indonesia.com, Jakarta - Pertanian Indonesia slalu mengalami pasang surut dalam Produksi hasil panen Gabah yang dikonversi menjadi beras sehingga hampir setiap tahun Pemerintah membuat kebijakan Impor Beras untuk mencukupi kebutuhan Konsumsi masyarakat Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia memproduksi Beras pada tahun 2022 – 2024 sebagai berikut: Tahun 2022, hasil panen 31,54 juta ton Beras, Tahun 2023, hasil panen 31,10 juta ton Beras, Tahun 2024, hasil panen 30,62 juta ton Beras.


Berdasarkan data BPS, Impor Beras Indonesia sebanyak 429 ribu ton tahun 2022 dan meningkat drastis sebanyak 3,06 juta ton tahun 2023 dengan Perkiraan Anggaran mencapai 24,48 Triliun – 29,07 Triliun pada tahun 2023 serta mencapai 4,52 juta ton dengan Perkiraan anggaran mencapai 36,16 Triliun – 42,94 Triliun pada tahun 2024 dimana peningkatan tersebut yang tertinggi sejak Indonesia merdeka. Selama dua tahun, total impor beras Indonesia mencapai 7,58 juta ton dengan perkiraan anggaran 60,64 Triliun – 72,01 Triliun dengan Rasio 8.000-9.500 per kilogram. Hal ini terjadi karena dua fakto besar. Pertama, Fenomena El Nino dan La Nina yang melanda dunia termasuk Indonesia merasakan dampaknya. Kedua, Faktor Politik dimana setahun menjelang Pemilu akan terjadi peningkatan Impor Beras. seperti Impor beras Indonesia mencapai 2,25 juta ton pada tahun 2018 dan 3,06 juta ton Pada tahun 2023.


Pada tahun 2022, Impor beras Indonesia mencapai 429 ribu ton, dan terus mengalami penambahan volume karena Produksi beras mengalami penurunan sebanyak 440 ribu ton dari tahun 2022 ke tahun 2023. Kejadian ini adalah efek fenomena El-Nino yang mengakibatkan kekeringan lahan berbagai Wilayah di Indonesia Sehingga membutuhkan tambahan impor beras sebanyak 429 ribu + 440 ribu ton = 869 ribu ton pada tahun 2023. Akan tetapi, Impor beras Indonesia justru mencapai 3,06 juta ton. Berdasarkan uraian data BPS, terdapat potensi sisa beras impor sebanyak 3,06 Juta – 869 = 2,19 juta ton di Bulog pada akhir Tahun 2023. 


Pada tahun 2024, Fenomena La Nina dengan Curah hujan sangat tinggi dan terjadi banjir di banyak daerah yang berdampak pada Produksi beras kembali mengalami penurunan sebanyak 480 ribu ton sehingga untuk menutupi kekurangan tersebut, Indonesia membutuhkan Impor beras sebanyak 429 ribu + 440 ribu + 480 ribu = 1,349 juta ton pada tahun 2024. Tapi kenyataannya, malah impor beras mencapai 4,52 ton pada tahun 2024. dimana Potensi sisa beras impor sebanyak 4,52 juta ton – 1,35 juta ton = 3,17 juta ton di Bulog pada akhir Tahun 2024.


Jadi, Potensi sisa beras impor Indonesia dapat mencapai  antara 3,17 juta ton - 5,36 Juta ton di Bulog pada awal tahun 2025. Hal ini patut dicermati secara mendalam dan objektif, karena kurangnya keterangan yang jelas tentang penggunaan totalitas beras Impor Indonesia pada tahun 2023 dan 2024. Dimana didalamnya terkait penggunaan Uang Negara RI, bukan 500 juta atau 5 Milyar, melainkan Puluhan Triliun. Hal ini penting dijadikan pengalaman agar dalam membuat kebijakan memiliki Indikator yang jelas sehingga Program yang dibuat terukur dan tepat sasaran.


Tapi disisi lain, Hanya dalam waktu kurang lebih 4 bulan lamanya, terjadi perubahan yang signifikan dari Impor beras yang tertinggi sepanjang sejarah Indonesia menjadi Produksi beras tertinggi Sejak Indonesia merdeka. Hal ini berdasarkan penyampaian Menteri Pertanian RI, dan Kepala Badan Pangan Nasional, serta Wakil Menteri Pertanian RI Bahwa Produksi beras Indonesia mengalami Surplus lebih 3 juta ton, bahkan ditegaskan telah mencapai 3,7 juta ton Pada Bulan Mei 2025. jika Pernyataan tersebut benar, maka capaian itu melampaui Swasembada pangan 3 juta Ton pada Era Bapak Pembangunan Jendral (Purn) H. Soeharto, Presiden Republik Indonesia yang ke - 2. Ironinya, Presiden RI memberikan Ruang untuk Ekspor Beras karena berpandangan Indonesia sudah Swasembada Beras berdasarkan Informasi yang diterimanya. Akan tetapi, Menteri Pertanian RI dan Kepala Badan Pangan Nasional terkesan Menolak secara tidak langsung dengan alasan butuh Produksi yang lebih banyak agar dapat memastikan Cadangan Beras padahal Yakin bahwa Produksi Beras Indonesia tertinggi semenjak Indonesia Merdeka. Beda halnya dengan Wakil Menteri Pertanian RI, Agak berbeda tapi terkesan sangat hati hati, hal ini dapat disadari dengan memberikan ruang potensi eskpor 2000 ton beras Ke Malaysia. Perbedaan yang mencolok dengan Impor Beras 4,52 juta ton. tidak hanya itu, Penyaluran beras bantuan Sosial (BANSOS) 10 kilogram pun terkesan ditahan tahan Sejak awal tahun 2025 sampai sekarang. Ada apa sebenarnya dengan Beras di Bulog ?


Dari dinamika Impor Beras Indonesia dan Produksi Beras Petani Indonesia, mengantarkan kita pada perenungan yang mendalam bahwa ada dua kemungkinan tentang beras yang ada di Bulog saat ini. Pertama, Beras di Bulog adalah hasil Panen petani Indonesia. Kedua, Beras di Bulog adalah sisa beras Impor akhir tahun 2023 dan akhir tahun 2024.


Olehnya itu, mari kita doakan Semoga Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT senantiasa memberikan Kesehatan dan kekuatan serta Petunjuk kepada Bapak Presiden RI, H. Prabowo Subianto beserta kabinetnya agar dapat membuat kebijakan dengan Program yang tepat demi Loncatan kemajuan Merah Putih. Yakni peningkatan kesejahteraan bagi seluruh lapisan Rakyat Indonesia.

Masyarakat Indonesia Berbeda tapi Satu (MARI BERSATU).

Salam PANCASILA!*


Oleh:

Henriono 

×
Berita Terbaru Update