![]() |
Banjir yang terjadi akibat intensitas hujan tinggi tersebut telah menelan korban jiwa sebanyak 7 orang, serta merusak infrastruktur vital seperti jembatan penghubung antar desa, jalan provinsi, dan puluhan rumah warga yang hanyut terbawa arus.
Dalam keterangannya, Muhammad Rizal Ansari Ketua PW SEMMI NTB menyatakan bahwa hingga kini, kondisi para korban di lokasi banjir masih sangat memprihatinkan. Banyak di antara mereka yang masih tinggal seadanya di tenda darurat maupun bangunan rusak, tanpa bantuan memadai dari pemerintah daerah.
“Sudah lebih dari tujuh bulan sejak bencana itu terjadi, namun tak terlihat keseriusan dari Pemprov NTB maupun DPRD NTB untuk memberikan solusi nyata bagi korban. Mereka seolah menutup mata terhadap penderitaan warga Wera dan Ambalawi,” tegasnya.
Ia juga menyayangkan lambannya proses rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur yang rusak. Jembatan penghubung yang sangat dibutuhkan warga untuk aktivitas sehari-hari hingga kini belum diperbaiki, sementara akses jalan provinsi yang rusak parah membuat distribusi logistik dan mobilitas warga terhambat.
“Kami menuntut transparansi dan tanggung jawab dari pemerintah daerah. Jangan hanya hadir saat kampanye, tapi menghilang saat rakyat butuh bantuan,” tambahnya.
PW SEMMI NTB mendesak agar Pemprov NTB dan DPRD NTB segera turun langsung meninjau lokasi, memastikan pemulihan infrastruktur dipercepat, dan menyalurkan bantuan bagi warga terdampak agar tidak terus-menerus hidup dalam ketidakpastian.*
(m/NI)