Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Apakah Bonus Demografi Hanya Angan-Angan atau Kenyataan? Menuju Indonesia Emas 2045

Kamis, 04 September 2025 | September 04, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-09-05T02:20:57Z

Penulis, Khairatunnisa Ketua Umum Kohati Badan Koordinasi Kalimantan Selatan dan sebagai Peserta Advance Training LK-III Kalimantan Selatan (dok.istimewa)

Narasi Indonesia.com, Jakarta -  Indonesia tengah memasuki fase bonus demografi, yakni ketika jumlah penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan usia nonproduktif. Fase ini disebut sebagai peluang emas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan bangsa. Namun, pertanyaan yang muncul: apakah bonus demografi benar-benar akan menjadi kenyataan, atau sekadar angan-angan tanpa arah?.


Bonus demografi bukanlah jaminan otomatis, melainkan peluang yang hanya dapat terwujud jika dikelola dengan tepat. Kuncinya ada pada kualitas sumber daya manusia. Pendidikan, pelatihan keterampilan, serta akses lapangan kerja yang luas menjadi penentu apakah jumlah penduduk produktif ini akan menjadi aset atau justru beban.


Di sinilah tantangan besar kita. Selama ini, fasilitas pendidikan cenderung lebih terpusat di perkotaan. Sementara itu, anak-anak di pedesaan masih menghadapi keterbatasan sarana belajar, akses internet, maupun tenaga pengajar berkualitas. Seperti contoh, di Provinsi Kalimantan Selatan sendiri, masih ada anak-anak di wilayah pedalaman yang belum bisa mengenyam pendidikan dasar hanya karena akses jalan menuju sekolah tidak memadai. Kondisi ini menunjukkan bahwa bonus demografi tidak bisa hanya dibicarakan di tingkat konsep, tetapi harus diikuti langkah nyata memperluas akses pendidikan hingga ke daerah terpencil.


Oleh sebab itu, pemerataan pendidikan perlu menjadi prioritas. Meningkatkan kualitas sekolah di pedesaan, menyediakan akses teknologi, memperbaiki infrastruktur jalan menuju sekolah, serta menghadirkan tenaga pendidik profesional di seluruh wilayah akan menciptakan generasi muda yang lebih siap bersaing. Pendidikan tidak boleh hanya menjadi hak istimewa mereka yang tinggal di kota besar, melainkan hak seluruh anak bangsa dari pesisir hingga pedalaman.


Dengan langkah strategis dan pemerataan pembangunan pendidikan, bonus demografi dapat menjadi kenyataan yang membawa Indonesia menuju kemajuan. Namun, tanpa keseriusan membangun generasi muda dari desa hingga kota, termasuk di pedalaman Kalimantan Selatan, peluang emas ini berisiko tinggal sebagai angan-angan belaka.*


Penulis:

Khairatunnisa (Ketua Umum Kohati Badan Koordinasi Kalimantan Selatan dan sebagai Peserta Advance Training LK-III Kalimantan Selatan)


Editor:

(m/NI)


 

×
Berita Terbaru Update