Opini, Rosa Agustiawati, Jejak langkah muslimah dari wera menuju dunia |
Narasi Indonesia. com, Malng-Berawal dari Wera, sebuah desa kecil yang berselimutkan kehangatan dan nilai-nilai luhur, aku memulai perjalanan dengan tekad yang menggelegar dan doa yang tak pernah terputus. Desa ini, dengan segala kesederhanaannya, adalah saksi bisu dari mimpi-mimpi besar yang bersemayam di hati. Dari tempat inilah aku merajut harapan untuk menjadi seorang muslimah yang mendunia – bukan hanya untuk diriku sendiri, tetapi juga untuk menjadi pelita yang menerangi kehidupan orang lain, baik di dunia maupun di akhirat.
Wera
mengajarkanku tentang arti ketulusan, kebersamaan, dan kerja keras. Di balik
senyum dan hangatnya kebersamaan warga desa, aku menyimpan impian besar yang
menjulang tinggi ke langit. Setiap langkah yang kuambil adalah sebuah doa yang
hidup, mengiringiku untuk belajar, berkarya, dan menginspirasi.
Aku percaya
bahwa usaha yang dilandasi dengan iman adalah kekuatan dahsyat yang mampu
menaklukkan gunung-gunung rintangan. Dengan keyakinan ini, aku berharap dapat
menjadi cahaya yang menembus kegelapan, membuktikan bahwa dari desa kecil
seperti Wera, mimpi besar tetap bisa menjadi kenyataan.
Tujuanku kini
adalah Kota Mataram, sebuah kota yang menawarkan harapan dan peluang tanpa
batas. Di kota ini, aku ingin melanjutkan studi di sebuah universitas
terkemuka, tempat di mana aku dapat menimba ilmu dengan penuh semangat dan
mengasah keterampilanku untuk masa depan. Mataram bukan sekadar tujuan
geografis bagiku; ia adalah panggung tempatku merancang langkah besar menuju
dunia yang lebih luas.
Aku memimpikan sebuah kehidupan yang penuh keberkahan – menjadi kebanggaan
bagi kedua orang tua, memberikan manfaat bagi keluarga, masyarakat, dan umat. Cita-citaku melambung tinggi, ingin menjadi seorang dosen yang
berdedikasi, seorang pengusaha sukses yang amanah, dan seorang muslimah yang
senantiasa menebar kebaikan. Mimpi-mimpi ini adalah nyala obor yang tak pernah
padam, membakar semangatku untuk terus belajar dengan tekun, meskipun badai
tantangan terus menguji.
Di tentu di tanah rantau aku pasti
menghadapi tantangan-tantangan besar dan tantangan terbesar yang aku hadapi adalah menjaga prinsip dan
keimanan di tengah kebebasan yang melimpah. Sebagai seorang muslimah, aku
menyadari bahwa lingkungan baru ini menyimpan godaan yang mampu mengguncang
keimanan. Namun, aku telah membulatkan tekad untuk tetap teguh dalam prinsip.
Bagiku, menjaga pakaian syar’i dan memelihara diri dari pengaruh yang tidak
sesuai dengan nilai agama adalah bentuk ibadah yang harus senantiasa aku
jalankan.
Komitmen ini lahir dari prinsip yang
kokoh. Aku selalu mengingat bahwa setiap langkah adalah persembahan kepada
Allah. Ketika rasa malas menyergap atau godaan untuk menyimpang datang, aku
segera kembali pada niat awal yang suci. Aku menyusun strategi untuk tetap
fokus, dengan mendisiplinkan diri dalam mengatur waktu, menjaga kualitas
ibadah, dan memperkuat hubungan dengan Sang Pencipta. Setiap tantangan yang
datang adalah peluang untuk membuktikan kekuatan iman dan tekadku.
Perjalanan ini memang
penuh liku dan tidak selalu mudah. Tetapi aku percaya bahwa setiap kesulitan
adalah anak tangga menuju keberhasilan. Dengan tekad yang membara, doa yang tak
pernah surut, dan usaha yang sungguh-sungguh, aku yakin dapat mewujudkan
mimpi-mimpi besar yang telah lama kuimpikan. Dari Wera yang sederhana hingga
Mataram yang penuh peluang, setiap langkahku adalah bukti nyata bahwa mimpi
besar selalu dimulai dengan satu langkah kecil yang penuh keyakinan. Kini, aku
melangkah dengan penuh harap, siap menaklukkan dunia dengan cahaya kebaikan dan
keberanian yang tiada tara.
Sekian terimakasih semoga kisah pendek ini bisa menginspirasi buat kamu
yang yang berasal dari desa dan mempunyai cita-cita yang tinggi dan buat kamu
yang merantau tetaplah memegang nilai-nilai keislaman agar kamu tidak terjebak
pada kehidupan yang gelap.
Editor:
(m/NI)