![]() |
Narasi Indonesia.com, Jakarta - Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) melakukan audiensi resmi dengan Kementerian Kebudayaan pada 05 Agustus 2025 di Jakarta. Pertemuan ini membahas sejumlah agenda strategis terkait peran aktif kader HMI dalam pemajuan kebudayaan nasional serta penguatan narasi sejarah organisasi dan bangsa, pada Rabu (6/8/2025).
Audiensi dipimpin langsung oleh Ketua Umum PB HMI, Bagas Kurniawan bersama Sekretaris Jenderal M. Jusrianto, jajaran pengurus Nur Ghina Muslimah (Ketua Bidang PAREKRAF), Gian Egia Bernanto (Ketua Bidang PERPRIN), Abdul El Hakim (Ketua Bidang PTKP). Audiensi diterima oleh Bapak Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc, Menteri Kebudayaan Republik Indonesia.
Dalam audiensi tersebut, Ketua Umum PB HMI, Bagas Kurniawan, menyampaikan inisiatif Kampanye Cerita Nusantara: Narasi Budaya dari Kader untuk Indonesia, sebuah gerakan literasi budaya yang mengajak kader HMI di seluruh penjuru Tanah Air untuk mengangkat cerita-cerita budaya lokal melalui berbagai medium kreatif. Inisiatif ini bertujuan untuk merawat keberagaman budaya, membangun kesadaran identitas, dan memperluas partisipasi pemuda dalam penciptaan narasi kebudayaan nasional.
"Melalui Cerita Nusantara, kami ingin membuktikan bahwa kader HMI bukan hanya bagian dari gerakan intelektual, tetapi juga penjaga narasi budaya yang hidup dalam masyarakat," ujar Bagas Kurniawan, Ketua Umum PB HMI.
PB HMI juga menekankan pentingnya penguatan peran situs sejarah lokal sebagai bagian integral dari ekosistem kebudayaan nasional. Banyak situs sejarah yang memiliki nilai edukatif, identitas lokal, dan potensi wisata budaya, namun belum terkelola secara optimal. HMI mendorong adanya kolaborasi antara pemuda, pemerintah, dan masyarakat dalam revitalisasi situs-situs tersebut sebagai ruang pembelajaran dan refleksi sejarah.
Selain itu, PB HMI menegaskan komitmennya untuk menghidupkan kembali narasi budaya lokal dalam pembinaan karakter pemimpin muda, sebagai bagian dari strategi kaderisasi yang tidak hanya berbasis intelektual, tetapi juga berakar pada kearifan lokal dan nilai-nilai budaya bangsa. Karakter kepemimpinan yang kuat dinilai harus tumbuh dari pemahaman mendalam terhadap budaya asal dan identitas lokal.
Dalam audiensi ini, PB HMI juga mengusulkan rencana pembuatan Museum HMI, sebagai bentuk penghargaan terhadap sejarah panjang perjuangan kader HMI dalam pembangunan bangsa. Museum ini dirancang tidak hanya sebagai ruang arsip dan dokumentasi sejarah organisasi, tetapi juga sebagai pusat edukasi nilai-nilai kebangsaan, keislaman, dan kepemudaan yang telah menjadi landasan perjuangan HMI sejak 1947.
Pihak Kementerian Kebudayaan menyambut positif seluruh gagasan yang disampaikan, dan menyatakan kesiapan untuk menjajaki sinergi lebih lanjut dalam mewujudkan program-program tersebut secara konkret.
“Kami mengapresiasi upaya HMI dalam memperkuat peran pemuda sebagai penjaga budaya dan sejarah. Usulan pendirian museum HMI dan kampanye budaya lokal adalah langkah strategis untuk memperkaya narasi kebudayaan nasional,” ujar Bapak Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc (Menteri Kebudayaan Republik Indonesia)
Audiensi ini menjadi langkah awal dari kemitraan antara PB HMI dan Kementerian Kebudayaan untuk mendorong transformasi kebudayaan yang berpihak pada generasi muda, berbasis nilai-nilai lokal, dan memperkuat semangat kebangsaan.*