Narasi Indonesia.com, Jakarta - Dua ganda campuran Indonesia sukses membuat kejutan di babak pertama China Open 2025. Mereka adalah Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu dan Amri Syahnawi/Nita Violina Marwah.
Keduanya sukses membuat epic comeback hingga lolos ke babak 16 besar China Open 2025. Mereka pun berbagi cerita atas hasil manis itu, dikutip pada laman resmi Okezone.com.
1. 2 Ganda Campuran Indonesia Bikin Epic Comeback
Amri/Nita lolos terlebih dahulu usai menumbangkan peringkat 11 dunia asal China, Cheng Xing/Zhang Chi. Mereka menang dengan skor 21-18, 17-21, dan 21-19.
Setelah itu, Jafar/Felisha menyusul Amri/Nita. Pasangan muda pelatnas PBSI itu mengalahkan unggulan enam asal Malaysia, Goh Soon Huat/Lai Shevon Jemie, dari Malaysia dengan skor 18-21, 24-22, dan 21-15.
2. Kunci Epic Comeback
Keduanya pun memiliki cerita yang sama hingga akhirnya sukses merebut kemenangan di laga perdana. Baik Amri/Nita dan Jafar/Felisha, mereka sukses melakukan aksi comeback usai sempat tertinggal lalu mampu membalikkan keadaan.
Paling menegangkan adalah Jafar/Felisha yang nyaris menelan kekalahan usai tertinggal 18-21 dan 17-20. Namun, secara ajaib mereka mampu mengejar dan merebut gim kedua lalu memastikan kemenangan di gim penentuan.
"Bersyukur banget masih bisa menang hari ini, tadi sudah di ujung sekali kami tertinggal 17-20 di gim kedua setelah kalah di gim pertama tapi Tuhan masih kasih rezeki," ucap Felisha dalam keterangan pers PBSI, Kamis (24/7/2025).
Tetapi, secara permainan, Jafar/Felisha mengaku belum puas. Sebab, mereka tidak mampu menjalankan pola permainan sesuai harapan.
"Dari permainan secara keseluruhan awalnya tidak sesuai dengan apa yang mau dijalankan tapi ketika benar-benar sedang tertekan, saya mengingat di pertemuan pertama servis saya menghasilkan banyak poin jadi saat tadi dapat satu poin lalu berbalik servis di saya, saya berpikir fokus dari servis. Memaksa servisnya optimal," jelas Felisha.
"Cukup susah hari ini terutama di gim kedua karena bola atas saya banyak nyangkut. Pengaruh angin terasa sekali jadi sentuhannya selalu tidak pas. Ketika tertinggal kami nekat saja, mau main aman juga sama saja kalau hilang satu poin berarti kalah," sambung Jafar.
3. Emosional dan Tegang
Sementara Amri/Nita, di sepanjang gim ketiga selalu mengalami ketertinggalan. Namun, mereka berusaha lepas dari tekanan hingga akhirnya memenangkan pertandingan.
"Di gim penentuan kami berusaha yang terbaik, walau sudah tertinggal tapi selama belum selesai kami mencoba menerapkan pola yang kami mau dan itu berhasil. 10 poin terakhir setelah interval kami di posisi menang angin jadi kami memaksa untuk menyerang," ucap Amri.
"Setelah mereka terkejar lalu kami membalikkan keadaan, terlihat Cheng Xing agak tegang dan emosional, ini membuat kami lebih yakin dan percaya diri," sambung Amri.
"Saat tertinggal di gim ketiga saya bisa main lebih lepas. Saya tidak banyak berpikir, yang penting bolanya masuk dulu. Tidak nafsu untuk mematikan, biar kak Amri yang mematikan," tutup Nita.*