![]() |
Doc. Para siswa dan guru memilih kebiasaan tos saat usai pembelajaran di kelas 6, SDN 3 Jepangpakis pada Rabu, (14/5) |
Narasi Indonesia.com, KUDUS - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus
terus memperkuat komitmennya untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang aman,
nyaman, dan mendukung perkembangan anak melalui program Sekolah Ramah Anak
(SRA). Program ini menyasar berbagai jenjang pendidikan, khususnya sekolah
dasar.
Dinas Pendidikan Kabupaten Kudus gencar menggelar sosialisasi
program SRA kepada kepala sekolah di berbagai wilayah, termasuk di Koordinator
Wilayah (Korwil) Pendidikan Jati. Salah satu sekolah yang telah mengikuti
sosialisasi adalah SDN 3 Jepangpakis.
Kepala SDN 3 Jepangpakis, Ahmad Aliek Mochtar, menyambut baik
inisiatif Pemkab ini. Ia menilai program SRA sangat penting untuk melindungi
siswa dari berbagai bentuk kekerasan, seperti pelecehan seksual, perundungan
(bullying), dan diskriminasi berbasis gender.
![]() |
Doc. Kepala SDN 3 Jepangpakis, Ahmad Aliek Mochtar. (rm/Narasiindonesia) |
“Program Sekolah Ramah Anak sangat krusial untuk menjaga siswa,
terutama perempuan, dari ancaman pelecehan seksual, perundungan, dan bentuk
kekerasan lainnya,” ujarnya saat ditemui pada Rabu (14/5/2025).
Ia menegaskan pentingnya lingkungan sekolah yang nyaman agar siswa
dapat belajar dan bermain tanpa tekanan. “Sekolah ramah anak adalah tempat di
mana anak merasa aman dan diterima, sehingga mereka senang datang ke sekolah
dan proses belajar berjalan optimal,” tambahnya.
Sebagai tindak lanjut, SDN 3 Jepangpakis mulai mengintegrasikan
nilai-nilai SRA dalam kegiatan sekolah, salah satunya melalui pesan moral saat
upacara bendera. “Kami rutin menyampaikan pesan tentang anti-bullying dan
saling menghormati, terutama saat sambutan upacara Senin, sebagai momen
strategis untuk menanamkan nilai-nilai ini,” jelas Ahmad.
Ia juga mengamati adanya kelompok-kelompok kecil di kalangan siswa
yang berpotensi memicu konflik atau perundungan. Untuk itu, sekolah mendorong
sikap inklusif agar siswa tidak bersikap eksklusif dalam pergaulan.
Selain itu, SDN 3 Jepangpakis menerapkan kebiasaan sederhana namun
bermakna, seperti menyambut siswa di gerbang sekolah setiap pagi. “Sapaan
hangat dari guru di pagi hari memberikan dampak positif bagi semangat siswa,”
katanya.
Sekolah juga memasang tulisan dan spanduk bertema “Dilarang
Merokok”, “No Bullying”, dan sejenisnya di area strategis sebagai bagian dari
edukasi karakter. “Kami ingin membentuk karakter siswa sejak dini melalui
langkah-langkah ini,” ungkapnya.
Ahmad berharap SDN 3 Jepangpakis tidak hanya menjadi tempat menimba
ilmu, tetapi juga wadah membentuk karakter mulia. “Kami ingin mencetak
anak-anak yang cerdas secara akademik, emosional, dan sosial, dengan
kepribadian baik dan kemampuan berpikir matang,” tutupnya. (uma/fat)
Sumber:
narasiindonesia.com
joglojateng.com