Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Barak Militer untuk Siswa Nakal, Solusi atau Masalah Baru?

Jumat, 02 Mei 2025 | Mei 02, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-05-02T20:21:39Z


Narasi Indonesia.com, Jakarta - Satu per satu, puluhan siswa SMP turun dari bus dan truk TNI. Mereka tiba di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Armed 9, Purwakarta, Kamis, 1 Mei 2025. Berkemeja putih, celana hitam dan topi biru, membawa tas ransel.


Ada juga yang menenteng koper dan kantong belanja. Kedatangan mereka disambut puluhan prajurit berseragam loreng.


Setelah menurunkan semua barang bawaan, anak-anak remaja itu disuruh baris berbaris di halaman markas. Tak ada waktu santai. Mereka bertepuk tangan mengikuti instruksi prajurit TNI.


Sampai di satu momen, anak-anak itu diberikan kesempatan berpamitan dengan orangtuanya yang memang turut mengantar ke markas TNI yang berada di Jalan Raya Sadang-Subang.


Babak baru perjalanan hidup mereka pun dimulai. Sebanyak 39 anak yang dianggap orangtuanya nakal dan sulit diatur itu dititipkan ke barak TNI untuk ditempa kedisiplinan ala militer.


Mereka akan menjalani program Pendidikan Karakter, Disiplin dan Bela Negara Kekhususan yang dicanangkan oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.


"Kriterianya adalah anak-anak yang sudah mengarah ke tindakan-tindakan kriminal. Dan orangtuanya tidak punya kesanggupan untuk mendidik. Artinya bahwa yang diserahkan itu adalah siswa yang orang-orangtuanya sudah tidak sanggup lagi, sudah tidak mampu lagi untuk mendidik. Jadi kalau orangtuanya tidak menyerahkan, kita tidak akan menerima," ujar Dedi Mulyadi usai menjadi Pembina upacara Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Rindam III Siliwangi, Jalan Manado, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat, 2 Mei 2025, dikutip pada laman resmi Liputan6.com.


Lalu, bagaimana dengan siswa yang gemulai, apakah akan dibina di barak militer?


"Ya kita satu-satu dulu deh. Memang ada tuh komentar di media sosial, 'Pak Gubernur, Pak Gubernur, anak-anak yang gemulai suruh pendidikan militer biar tegap'. Ya bisa saja. Yang penting ini kita fokus dulu deh yang bikin resah. Karena kriminalnya sudah pembunuhan, bagaimana," kata Dedi.


Saat ini, kata Dedi, siswa yang mengikuti program pembinaan sebanyak 39 siswa SMP di Purwakarta dan 30 siswa SMP/SMA di Kota Bandung. Di Purwakarta sudah berjalan sejak Kamis, 1 Mei 2025. Sementara di Kota Bandung dimulai bertepatan dengan Hardiknas, Jumat, 2 Mei 2025.


"Mereka sangat hepi saya lihat. Bagaimana enggak hepi, mereka gizinya cukup, istirahatnya cukup, olahraganya cukup, sistem pembelajaran di sekolahnya cukup. Kan mereka juga belajar. Cuma gurunya aja ngajarnya di sana," ujar Dedi.


Untuk pembiayaan program pembinaan anak nakal, menurut Dedi, saat ini masih menggunakan dana operasional gubernur Jawa Barat dan bupati Purwakarta.


"Sementara ini saya support, bupati juga support dari biaya operasional mereka ya. Bupati Purwakarta dari biaya operasional, dia support. Tetapi nanti di perubahan anggaran mungkin dimasukin dalam sistem. Kan yang penting jalan dulu," jelasnya.*

×
Berita Terbaru Update