Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Direktur Sekolah Pascasarjana UNJ Buka Secara Resmi Seminar Nasional yang di Selenggarakan Mahasiswa S3 Pendas UNJ

Sabtu, 07 Desember 2024 | Desember 07, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-12-07T21:26:12Z

Mahasiswa S3 Pendas UNJ bersama dosen pengampu matakuliah wawasan dan problematika pemb. SD setelah menyelenggarakan seminar nasional (dok. istimewa)

Narasi Indonesia.com, Jakarta – Mahasiswa Program Doktoral Pendidikan Dasar (Pendas) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) sukses menyelenggarakan Seminar Nasional secara hybrid dengan tema "Transformasi Pendidikan melalui Inovasi Pembelajaran dalam Upaya Mengatasi berbagai Problematika di Sekolah Dasar". Seminar ini menarik perhatian luas, dengan 864 peserta yang mendaftar, dan 650 peserta hadir mengikuti acara secara daring, pada Minggu (8/12/2024).


Acara yang digelar pada Jumat, 6 Desember 2024 ini secara resmi dibuka oleh Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta, Prof. Dr. Dedi Purwana, M.Bus. Dalam sambutannya, Prof. Dedi menyampaikan pentingnya inovasi pendidikan dalam rangka menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul untuk menyongsong Indonesia Emas 2045 seperti yang sudah disampikan oleh ketua panitia tadi.


"SDM yang mumpuni hanya dapat terwujud melalui transformasi pendidikan. Oleh karena itu, seminar ini diharapkan dapat menjadi wadah untuk menciptakan gagasan dan inovasi baru dalam dunia pendidikan," ujar Prof. Dedi. 

 

Tangkapan layar peserta seminar nasional secara daring
Menurut Direktur Sekolah Pascasarjana, seminar ini tidak hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga wadah untuk menginspirasi dan mendorong inovasi pendidikan yang akan mempersiapkan generasi muda menyongsong era Indonesia Emas 2045.


Prof. Dr. Mohamad Sumantri, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pascasarjana Pendidikan Dasar, memberikan apresiasi tinggi terhadap topik yang disajikan oleh panitia.


"Topik yang disajikan oleh para panitia sangat inspiratif. Saya sangat mengapresiasi kerja keras panitia yang mampu menghadirkan pembahasan yang relevan dan mendalam mengenai transformasi pendidikan," ujar Prof. Sumantri.

Kaprodi S3 Pendas Universitas Negeri Jakarta saat menyampaikan sambutan

Ia menambahkan bahwa dalam menghadapi tantangan dunia global, Indonesia perlu belajar dari lintas negara. "Kita harus melihat bagaimana negara-negara lain memajukan pendidikan mereka. Itu bisa menjadi ukuran dan motivasi untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia," katanya.


Seminar ini menghadirkan empat narasumber berkompeten yang membahas berbagai topik krusial:  

Narasumber seminar nasional mahasiswa S3 Pendas UNJ

1. Nita Novianti, M.Pd. membawakan materi "Problematika Pendidikan Dasar", yang mengupas berbagai tantangan dalam sistem pendidikan dasar di Indonesia serta solusinya:

Dalam paparannya, ia menyoroti beberapa isu utama seperti ketimpangan akses pendidikan, rendahnya kualitas sarana dan prasarana, serta kurangnya kompetensi guru dalam mengadopsi teknologi pembelajaran modern.  


Selain mengidentifikasi masalah, Nita juga menawarkan berbagai solusi strategis, di antaranya peningkatan pelatihan guru, pemerataan distribusi fasilitas pendidikan, dan pengintegrasian teknologi dalam pembelajaran untuk mendukung proses belajar-mengajar yang lebih efektif. Ia menekankan bahwa kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat sangat penting untuk mewujudkan pendidikan dasar yang berkualitas di seluruh Indonesia.  


Menurutnya, penyelesaian masalah ini harus dilakukan secara komprehensif agar pendidikan dasar benar-benar menjadi fondasi kokoh bagi generasi penerus bangsa menuju Indonesia Emas 2045.


2. Magdalena Chori Rahmawati, M.Pd. menyampaikan materi "Transformasi Guru dalam Pembelajaran", yang menekankan pentingnya adaptasi guru terhadap perubahan teknologi dan metode pembelajaran modern:

Dalam penyampaiannya, Magdalena menggarisbawahi bahwa era digital menuntut guru untuk tidak hanya memahami teknologi, tetapi juga mengintegrasikannya secara efektif ke dalam proses pembelajaran.  


Ia menjelaskan bahwa transformasi ini mencakup penguasaan perangkat digital, penerapan model pembelajaran berbasis teknologi, serta pengembangan strategi pembelajaran yang interaktif dan relevan dengan kebutuhan siswa saat ini. Magdalena juga menyoroti perlunya guru untuk terus belajar dan berinovasi agar mampu menghadirkan pengalaman belajar yang menarik dan bermakna.  


Menurutnya, transformasi ini adalah langkah krusial untuk mencetak generasi muda yang siap menghadapi tantangan global. "Guru tidak hanya sebagai pendidik, tetapi juga sebagai agen perubahan yang dapat mendorong siswa menjadi pembelajar mandiri dan kreatif," ujarnya.


3. Arsyi Rizqia Amalia, M.Pd. dengan presentasi bertajuk "Guru yang Dirindukan", menginspirasi para peserta tentang peran guru sebagai figur yang berdampak besar dalam kehidupan siswa:

Dalam pemaparannya, Arsyi menjelaskan bahwa seorang guru yang dirindukan adalah guru yang tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi teladan dalam nilai-nilai moral, empati, dan semangat hidup. Ia menekankan pentingnya membangun hubungan emosional yang baik antara guru dan siswa, karena hubungan ini dapat menciptakan rasa percaya diri dan kenyamanan bagi siswa untuk berkembang.  


Arsyi juga menyoroti bahwa guru yang ideal adalah sosok yang mampu mendengarkan, memahami, dan menghargai setiap siswa sebagai individu yang unik. "Guru yang dirindukan adalah mereka yang tidak hanya hadir di ruang kelas, tetapi juga hadir di hati para siswanya," ungkapnya.  


Melalui materi ini, Arsyi mendorong para guru untuk terus berinovasi, membangun karakter siswa, dan menjadi inspirasi dalam setiap aspek kehidupan mereka.


4. Elli Elliyani, M.Pd. selaku narasumber terakhir membahas "Menjadi Guru Inovatif", menyoroti perlunya kreativitas dan inovasi dalam mengajar guna menciptakan suasana belajar yang menarik dan efektif:

Dalam penyampaiannya, Elli menjelaskan bahwa guru inovatif adalah mereka yang mampu memanfaatkan berbagai metode dan media pembelajaran yang kreatif untuk menarik minat siswa. Ia menekankan bahwa pembelajaran yang efektif tidak hanya mengandalkan penyampaian materi secara konvensional, tetapi juga menggunakan pendekatan yang relevan dengan kebutuhan zaman, seperti pembelajaran berbasis proyek, teknologi digital, dan pendekatan interaktif.  


Elli juga mendorong guru untuk terus mengembangkan diri dengan mengikuti pelatihan, memperluas wawasan, serta berkolaborasi dengan sesama pendidik untuk menciptakan solusi pembelajaran yang lebih baik. "Guru inovatif adalah kunci untuk membangun generasi yang kreatif, kritis, dan mampu bersaing di era global," tegasnya.  


Ia menutup sesinya dengan ajakan kepada para guru untuk selalu berpikir di luar kotak, berani mencoba hal baru, dan berkomitmen untuk memberikan pengalaman belajar yang berkesan bagi siswa.


Seminar nasional ini mendapat apresiasi positif dari para peserta karena memberikan wawasan baru serta gagasan strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan antusiasme yang besar dari peserta dan keberhasilan pelaksanaannya, seminar ini menjadi bukti nyata komitmen Prodi S3 Pendas dan Mahasiswa S3 Pendas UNJ dalam berkontribusi terhadap transformasi pendidikan di tanah air.*


(m/NI)

×
Berita Terbaru Update