Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kelemahan Ganjar

Minggu, 04 Juni 2023 | Juni 04, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-06-04T13:06:54Z

Penulis, Andi Fardian Penulis Buku (dok. istimewa)

Narasi Indonesia.com, YOGYAKARTA-Ganjar adalah petugas partai. Apa kata ketua umum, Ganjar harus ikut. Ia pun harus sami'na wa atho'na pada apa pun yang dititahkan oleh ketua umum. Ini lah yang menjadi kelemahan anggota partai politik: ia harus tegak lurus pada perintah partai dan ketua umumnya. Terminologi petugas partai, oleh sebagian orang, dinilai kontradiktif dengan jabatan presiden. Ketika seorang anggota partai politik menjadi presiden, berarti dia milik seluruh rakyat dan bangsanya. Ia harus tunduk pada rakyat, bukan lagi pada partai. Jika Ganjar terpilih menjadi presiden, kelemahan Ganjar adalah tersandera oleh jakat petugas partai yang dilekatkan padanya. Kalau tetap menurut pada partai, berarti susah bagi Ganjar? Mungkin Ganjar tidak merdeka? Pertanyaannya: jadi petugas partai atau petugas rakyat Indonesia?


Berikut adalah beberapa kelemahan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden:


Pertama, kurangnya pengalaman nasional. Meskipun Ganjar Pranowo telah menjadi Gubernur Jawa Tengah sejak 2013, pengalamannya terbatas pada tingkat provinsi. Kekurangan pengalaman di tingkat nasional dapat menjadi tantangan dalam mengelola kebijakan nasional yang melibatkan aspek ekonomi, keamanan, hubungan internasional, dan bidang lainnya yang lebih luas dan kompleks. Ia pernah menjadi anggota DPR RI, tetapi jabatan eksekutif di tingkat nasional belum pernah diembannya.


Kedua, keterbatasan dalam kebijakan ekonomi. Selama masa jabatannya sebagai Gubernur Jawa Tengah, terdapat kritik terhadap kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh Ganjar Pranowo. Beberapa kritik tersebut mencakup kurangnya inisiatif dalam mengatasi kesenjangan ekonomi, kurangnya promosi investasi dan pembangunan ekonomi, serta peningkatan pengangguran dan kemiskinan di beberapa wilayah di Jawa Tengah.


Ketiga, kurangnya pemahaman tentang isu-isu nasional. Ganjar Pranowo telah dikritik atas kurangnya pemahaman yang mendalam tentang isu-isu nasional yang lebih luas, termasuk masalah politik, hukum, dan kebijakan publik di tingkat nasional. Dalam menjalankan tugas sebagai seorang calon presiden, pemahaman yang komprehensif tentang isu-isu ini sangat penting untuk merumuskan kebijakan yang tepat dan efektif.


Keempat, ketergantungan pada partai politik. Sebagai seorang politisi yang berasal dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), ada kritik yang mengatakan bahwa Ganjar Pranowo terlalu bergantung pada partai politik dalam pengambilan keputusan dan pembentukan kebijakan. Ketergantungan pada partai politik tertentu dapat mempengaruhi independensi dan fleksibilitas seorang pemimpin dalam menjalankan tugasnya.


Penting untuk dicatat bahwa penilaian terhadap kelemahan seseorang sebagai calon presiden harus dilakukan secara adil dan berdasarkan bukti konkret. Seseorang tidak hanya bisa dinilai berdasarkan kelemahan-kelemahan potensial, tetapi juga harus dilihat dari perspektif kualifikasi, kepemimpinan, visi, dan rekam jejak secara menyeluruh.*


Penulis

Andi Fardian (Penulis Buku)


Editor

M/NI

×
Berita Terbaru Update