Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Pimpinan Pusat Muhammadiyah; Mengapresiasi PWM Jatim dan UMM yang Telah Mempelopori Kajian dalam Aspek Jihad Ekonomi

Sabtu, 25 Maret 2023 | Maret 25, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-03-26T06:33:58Z

Kajian Ramadhan dihelat rutin setiap tahun oleh PWM Jatim (dok. istimewa )

Narasi Indonesia.com, MALANG-Jihad ekonomi harus dilakukan secara masif, terstruktur, dan sistematik. Hal itu ditegaskan oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si saat membuka Kajian Ramadhan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada 25 Maret 2023 lalu. Dalam agenda itu pula berlangsung peneguhan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) dan peluncuran belasan buku karya penulis-penulis Muhammadiyah. Termasuk mereka yang berasal dari daerah-daerah, pada Minggu (26/3/2023) dikutip pada laman resmi UMM.


Kajian yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Malang tersebut menghadirkan pembicara handal yang sesuai dengan tema yakni ‘Membangkitkan Jihad Ekonomi’. Ada Ketua Umum Kadin dan Ketua Asean Business Advisory Council (BAC) Mohammad Arsjad Rasjid PM, Founder Lembaga Ekonomi Umat Sutrisno Lukito, Ekonom dan Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Dr. Arief Budimanta S, M.Si. serta sederet tokoh lainnya.


Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si menyampaikan sangat mengapresiasi PWM Jatim dan UMM yang telah mempelopori kajian dalam aspek jihad ekonomi. Jihad aspek ini memang menjadi salah satu putusan dalam Muktamar Muhammadiyah di Makassar pada 2015 lalu dan terus dikembangkan.


Lebih lanjut, Haedar mejelaskan misalnya saja dengan melangsungkan forum dan embrio pada gerakan saudagar Muhammadiyah dan revitalisasi amal usaha ekonomi yang sudah dirintis di daerah-daerah. Kemudian dibuat networking dan bisa terintegrasi.


“UMM menjadi amal usaha yang sangat kuat praktek ekonominya. Terutama dalam hal unit bisnis yang saat ini menjadi yang terdepan,” terang Haedar.


Haedar pula menegaskan perlu adanya reorientasi pada beberapa hal. Pertama, pada aspek teologis yang mendorong masyarakat muslim untuk juga meberikan perhatiannya pada dunia. Dengan begitu, umat muslim bisa memiliki ekonomi yang baik dan bisa memberikan sebagiannya kepada yang berhak melalui zakat maupun infaq sodaqoh.


Kedua, reorientasi strategi gerakan. Kemudian juga akselerasi praksis dimana modal yang sudah dibangun, seperti UMKM atau usaha, mulai dinaikkan kelasnya. Termasuk unit bisnis di amal usaha yang harus lebih dikapitalisasi. Dengan tiga hal itu, diharapkan jihad eknomi Muhammadiyah bisa bangkit dan berlangsung dengan baik.


Dalam sambutannya pula, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.AP menilai tema yang diusung cukup menyengat dan bisa menjadi tantangan yang bagus. Apalagi sudah ada sederet tokoh yang berkompeten pada aspek ekonomi.


Lebih lanjut, Menteri yangnpernah menjabat sebagai Rektor UMM tersebut menyampaikan bahwa Muhammadiyah sudah leading di aspek pendidikan dan kesehatan. Salah satu buktinya yakni saat menghadapi pandemi Covid 19 lalu. Bagaimana Muhammadiyah sangat menonjol dalam kontribusi mengatasinya.


“Adapun dengan antisipasi kebencanaan, dimana Muhammadiyah juga memberikan kontribusi besar tidak hanya di level nasional, tapi juga internasional. Misalnya dengan mengirimkan relawan gempa di Turki beberapa waktu lalu. Bahkan juga membangun rumah sakit darurat di sana. Maka Muhammadiyah juga perlu mengembangkan aspek ekonomi melalui jihad ekonomi,” pintanya.


Kemudian, pada saat sambutan Rektor UMM Dr. Fauzan, M.Pd. Kajian Ramadhan tersebut memang menjadi acara yang dihelat rutin setiap tahun oleh PWM Jatim. Meski rutin, kajian ini tidak boleh terjebak pada mindset rutinitas. Harus ada ide dan hal yang dihasilkan dan memberikan dampak positif.


Bonus demografi dan Indonesia emas 2045 sudah siap menyambut. Maka pertanyaannya adalah seberapa siap Muhammadiyah dalam memanfaatkan hal itu. Dengan bagaimana kontribusi yang akan diberikan oleh Muhammadiyah untuk mewujudkan Indonesia 2045. “Gedung Dome ini menjadi saksi bahwa Muhammadiyah akan melakukan jihad ekonomi dan berkontribusi bagi bangsa,” pungkasnya.*


M/NI


×
Berita Terbaru Update