![]() |
Narasi Indonesia.com, Jakarta - Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menerima dua tamu dengan latar belakang partai politik pada pekan ini, mereka adalah Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh serta rombongan Partai Keadilan Sejahtera yang dipimpin Presiden Al Muzzammil Yusuf dan Ketua Majelis Syuro Sohibul Iman. Pertemuan dengan elite partai politik ini tentu menjadi pembeda karena lazimnya tamu yang diterima oleh Menhan Sjafrie berlatar belakang sebagai personel militer, sesuai dengan bidang tugas kementerian pertahanan.
Lantas, apa yang dibicarakan oleh Sjafrie dan tamu-tamunya itu?
Pertemuan dengan Surya Paloh Surya Paloh bertemu dengan Sjafrie pada Rabu (15/10/2025) lalu seorang diri, tanpa ditemani pengurus Partai Nasdem, dikutip pada laman resmi Kompas.com.
Pertemuan antara kedua tokoh ini berlangsung tertutup dan berjalan selama sekitar satu jam. Selepas pertemuan, mereka mengaku berbincang mengenai masalah kebangsaan, nasionalisme, dan patriotisme.
Sjafrie menyebutkan bahwa ia seakan mendapatkan 'vitamin' baru dari Paloh lewat pertemuan itu.
"Sekali lagi terima kasih Pak Surya Paloh atas nasihat yang diberikan kepada kita dan ini adalah vitamin yang akan kita jadikan satu stamina menghadapi tantangan tugas yang akan datang," kata Sjafrie.
Paloh menimpali bahwa 'vitamin' serupa juga ia terima dalam pertemuan itu. "Yang mendapatkan vitamin mungkin tidak hanya Pak Sjafrie, saya sendiri juga mendapatkan banyak vitamin dari beliau. Ini saling memperkuat dan membesarkan hati," beber Paloh. Paloh lantas menegaskan bahwa tidak ada perbincangan soal politik praktis saat bertemu dengan Sjafrie, termasuk mengenai susunan kabinet.
Sebagaimana diketahui, Partai Nasdem tidak menempatkan kadernya di Kabinet Merah Putih meski telah menyatakan mendukung pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. "Tidak semuanya pembicaraan kita itu mengarah kepada apakah memang sekarang Nasdem di luar kabinet nanti ada pembicaraan ke arah kabinet, enggak ada,” kata Paloh. Pertemuan dengan PKS Dua hari kemudian, pada Jumat (17/10/2025), giliran elite PKS yang menemui Sjafrie di kantornya. Elite yang hadir adalah Presiden PKS Al Muzzammil Yusuf, Ketua Majelis Syuro Sohibul Iman, Sekretaris Jenderal M Kholid, dan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Pipin Sopian.
Senada dengan Paloh, Sohibul juga menegaskan bahwa tidak ada perbincangan politik maupun kabinet dalam pertemuan dengan Sjafrie. Sohibul mengingatkan bahwa PKS sudah menempatkan seorang menteri di Kabinet Merah Putih, yakni Menteri Ketenagakerjaan Yassierli meski ia bukan kader PKS.
"Jangan salah ya kalau PKS ini sudah ada di kabinet. Kami punya satu menteri di kabinet yaitu Menteri Tenaga Kerja, Prof. Yassierli itu adalah usulan dari PKS. Jadi kami sudah di dalam kabinet," kata Sohibul selepas pertemuan. Ia menuturkan, pertemuan Jumat kemarin bukan pertemuan pertamanya dengan Sjafrie.
Sohibul mengeklaim sering bertemu dengan Sjafrie, pertemuan terakhir berlangsung pada 15 Juni 2025 lalu. "Cuma kali ini istimewanya karena saya membawa pimpinan PKS yang baru, Pak Muzzammil selaku presiden partai, kemudian Mas Kholid sebagai sekjen partai dan juga Kang Pipin sebagai Kepala Kantor Staf Presiden," imbuh dia.
Sohibul menuturkan, kali ini, PKS bertamu ke kantor Sjafrie karena tertarik menjadi Komponen Cadangan (Komcad) di bawah binaan Kemenhan. "Kami tadi menyodorkan keinginan kepada Pak Sjafrie bagaimana kalau kemudian terjadi kerja sama dan nanti secara formal dari Kementerian Pertahanan bisa melakukan pelatihan-pelatihan buat kader-kader kami yang memang sesungguhnya sudah jalan," kata Sohibul.
Sohibul mengungkapkan bahwa PKS juga mengkaderisasi anggotanya di sektor ketahanan yang diberi nama Kembara, kepanjangan dari Kemah Bela Negara. Sementara itu, Sjafrie mengaku mengenalkan sistem pertahanan rakyat semesta kepada PKS sepanjang pertemuan tertutup. "Sekarang kita akan tingkatkan komunikasi, koordinasi sosial kita untuk merajut kita punya silaturahmi," ujar Sjafrie.
Makna politik Meski Paloh dan Sohibul kompak membantah adanya perbincangan soal politik, pertemuan mereka dengan Sjafrie dinilai tak lepas dari motif politik. Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro berpandangan bahwa Nasdem dan PKS mendatangi Menhan Sjafrie karena bertujuan membuka ruang komunikasi politik. "Tujuan normatif buka ruang-ruang komunikasi politik alias silaturahmi kebangsaan,” kata Agung Baskoro kepada Kompas.com, Jumat. Menurut dia, Sjafrie Sjamsoeddin merupakan salah satu sosok penting di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, selain Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad.
Oleh karena itu, pimpinan partai Nasdem dan PKS menemui Sjafrie untuk membuka komunikasi politik ke pemerintah. "Tujuan lain, memastikan keseimbangan politik di koalisi. Karena Pak Sjafrie ini di eksekutif sebagai salah satu triumvirat. Sementara Pak Dasco di legislatif. Keduanya orang dekat presiden dan selama ini tendensi lebih ada di Pak Dasco,” ujar Agung.
Agung berpandangan, Nasdem dan PKS membaca sinyal-sinyal politik terkait koalisi yang berkaitan dengan peran Menhan Sjafrie dalam pemerintahan Prabowo. Pengamat politik dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo Jati menambahkan, kedatangan elite partai politik menemui Sjafrie bertujuan untuk memapankan posisi politik mereka di depan Prabowo.
Jati mengatakan, saat ini banyak program-program Prabowo yang melibatkan peran militer sehingga partai-partai politik sowan ke Sjafrie untuk memperbaiki hubungan dengan militer. "Saat ini sebenarnya yang dibutuhkan oleh partai-partai adalah mendukung program pemerintah yang dalam beberapa hal ada pelibatan militer karena dengan demikian bisa untuk mendapat dukungan dari Presiden," ujar Jati, Kamis (16/10/2025).
Namun di sisi lain, Jati menilai sikap partai-partai politik itu menjadi dilema karena seolah mengingkari pengakhiran dwifungsi militerdalam pelaksanaan kebijakan negara.
"Karena parpol dihadapkan pemilih yang makin kritis, namun di sisi lain kekuasaan cenderung tersentralkan dan terkomando," tutur Jati.
Ia memandang tindakan itu dilakukan secara bertahap meski ia akui melihat adanya sisi pragmatis elite politik mendekat pada militer. Saat ini, kedatangan elite politik menemui Menteri Pertahanan menjadi simbol sinergi sipil dan militer.*