![]() |
Foto: Amirullah Mahasiswa Undikma, memberikan stetmen atas pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia periode 2024-2029 |
Salah satu tantangan besar yang dihadapi adalah beban utang
negara. Berdasarkan data terbaru, utang negara mencapai Rp8.461,93 triliun per
Agustus 2024, dengan Rp800,33 triliun di antaranya jatuh tempo pada tahun 2025.
Angka tersebut belum termasuk bunga utang yang harus dibayar. Hal ini menjadi
perhatian utama bagi pemerintah baru, mengingat beban finansial ini akan
mempengaruhi kebijakan ekonomi ke depan.
Selain utang, Mega Proyek Ibu Kota Negara (IKN) di
Kalimantan Timur menjadi salah satu pekerjaan rumah yang signifikan. Proyek ini
membutuhkan dana besar dan waktu yang panjang untuk penyelesaian. Meskipun
sempat beredar kabar bahwa proyek tersebut tidak akan dilanjutkan, Prabowo
telah menegaskan komitmennya untuk melanjutkan proyek IKN dan bahkan
mempercepat prosesnya jika memungkinkan.
Dalam pernyataannya, Amirullah Mahasiswa Undikma NTB, menyoroti pentingnya continuity dan inovasi dalam kebijakan pemerintahan baru. Menurutnya, Prabowo dan Gibran harus memastikan keberlanjutan pembangunan infrastruktur, penegakan hukum, pengendalian korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), serta pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya manusia.
"Lima tahun adalah waktu yang cukup
untuk membuat perubahan, tapi juga rentan jika pemerintah tidak mampu menjaga
kesinambungan dari program yang sudah dimulai," ujar Amirullah.
Amirullah juga menambahkan bahwa slogan "Indonesia Emas
2045" harus dijadikan target nyata, bukan sekadar strategi pemasaran.
"Kebijakan yang tepat dan pelaksanaan yang konsisten akan menjadi kunci
keberhasilan pemerintahan ini. Kita semua berharap, euforia hari ini bisa
diikuti dengan kerja nyata yang membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih
baik," pungkasnya.
Pemerintahan Prabowo-Gibran kini dihadapkan pada tugas besar
untuk melanjutkan dan menyelesaikan berbagai pekerjaan rumah yang ditinggalkan
pemerintahan sebelumnya, sekaligus membawa inovasi untuk memajukan Indonesia di
era baru.
Editor:
(m/NI)