×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Refleksi Sumpah Pemuda, Apa Kabar Mahasiswa?

Kamis, 27 Oktober 2022 | Oktober 27, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-10-27T13:50:30Z

Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Malang (UM)

Narasi Indonesia.com, OPINI-Momentum sumpah pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober 2022, setiap tahunnya seluruh mahasiswa merayakan di jalan-jalan besar untuk membangun gelombang perlawanan. 


Sumpah pemuda mengadung nila-nilai persatuam dalam menyatukan cara pandang  organisasi bahkan  elemen masyarakan yang berbeda  secara kultur, agama, ras, ideoligi. 


Sumpah pemuda sangat penting dalam sejarah panjang proses kemerdekaan Indonesia bahkan sampai hari ini, mengingatkan kembali sejarah bagaimana semangat kaum muda dari berbagai organisasi Daerah, Nasional,  mampu menyatukan diri dalam bingkai sumpah pemuda. 


Kaum muda merupakan unsur yang sangat penting dalam memperjuangkan nasib bangsa saat ini, orde baru bukti nyata bagaimana persatuan mampu melengserkan penguasa otoriter dengan gerakan yang  cukup besar dan juga sebagai bukti bahwa, hanya persatuan kita mampu mewujudkan cita-cita bangsa ini. 


Lalu apa kemudian alasan kita tidak bisa menyatu dalam satu gerakan yang lebih besar?


Semangat kaum muda untuk memperjuangkan nasib bangsa dari tangan penjajah Kolonial Belanda dan Jepang atau memperjuangkan kemerdekaan  dari cengkraman sistim Kapitalisme dipelopori oleh kaum muda. 


Gerakan sumpah pemuda tentu di dasari oleh semangat muda yang mampu menyatukan dari berbagai pandangan organisasi yang berbeda Ideologi, dengan semangat Nasionalisme yang meletakan jiwa persatuan pada diri masing-masing, sehingga pada akhirnya mampu meretas pandangan yang bersifat Kedaerahan yang selalu menjadi beban dalam menyatukan perspektif kau muda. 


Dengan hal tersebut, perlu kita menyatukan pandangan dan membangun gerakan memperjuangkan nasib rakyat yang lebih baik dengan cara mengeluarkan gagasa-gagasan baru untuk melepaskan diri dari cengkraman kapitalisme dan kolonialisme.


Sumpah pemuda merupakan titik awal untuk menyatukan diri dalam satu gerakan besar, dengan cara menghilangkan sekte-sekte organisasi dan cara pandang yang berbeda, dan juga kepentingan kelompok yang mencederai gerakan yang dibangun, dengan melihat dinami gerakan yang lambat laut dalam bangsa ini, menyikapi fenomena-fenomena yang berkembang begitu apatisnya kita sebagai penggerak.


Semangat muda harus diutamakan dalam membangun bangsa ini dalam cengkraman sistim yang menindas rakyat, seharusnya kita mengevaluasi kembali bagaiman perjuangan dan semangat muda yang dibangun pada saat itu, Ditengah krisis gerakan di dalam bangsa ini, seharusnya bukan hanya bergaya hidup (hedonis) dan tidak mau tau (apatis) dalam menyikapi situasi yang berkembang, namu harus mengembalika Marwah gerakan. 


APA KABAR MAHASWA

Secara kasat mata saya melihat, dinamika gerakan mahasiswa yang melambat dalam menyikapi isu-isu yang berkembang tentu menjadi sebuah kemunduran bagi gerakan mahasiswa. 


Mahasiswa merupakan aset penting bagi bangsa Indonesia, karena harapan besar bangsa ini ada pada pundak mahasiswa untuk membawa perubahan pada bangsa ini. Baik dalam perspektif politik, ekonomi maupun pada pendidikan. Mahasiswa menjadi gardan terdepat untuk memperjuangkan nasib bangsa, sebab hanya mahasiswa lah yang menjadi kepercayaan bangsa untuk menentukan nasib bangsa yang lebih baik.


Mahasiswa  sangat penting untuk menentukan maju mudurnya suatu bangsa dengan pengetahuan, gagasan dan ide-ide cemerlannya dan juga perannya sebagai Agend Of Change dan Social Control menjadi suatu amanat yang muliah bagi mahasiswa.


Sumpah pemuda sebagai bahan evaluasi mahasiswa untuk bangkit melawan dan menyeseruhkan persatuan dalam momentum Sumpah Pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober 2022, bahkan lebih dari itu.


Upaya mengembalikan semangat yang persatuan yang pernah terbangun, juga sebagai simbol politik mahasiswa dan membangun kekuatan penggerak solidirat yang baru.


Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bahkan Tragedi Kanjuruhan yang memakan korbat 135, bahkan tragedi itu merupakan tragedi terbesar ke 2 (dua) Dunia. Lalu pertanyaan kemudian, apa respon mahasiswa dalam menyikapi hal tersebut.*


Penulis
Yusuf, S.Pd (Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Malang)

Editor
M. Risdamuddin/NI
×
Berita Terbaru Update